Jumat, 11 November 2011

unsur intrinsik dan ekstrinsik

                 UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA
                                                                TEMA

• Tema: titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita
Pengarang menentukan tema sebelum mengarang
Pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerit
ALUR/PLOT
Adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat.
Jenis alur: alur maju, alus mundur, dan alur campuran
Tahap alur:
1. Pengenalan situasi cerita/permulaan/exposition.
2. Pengungkapa peristiwa (complication)
3. Menuju pada adanya konflik (rising action)
4. Tahap perumitan
5. Tahap pncak konflik (klimaks)
6. Tahap peleraian
7. Tahap penyelesaian
TEMA
• Tema: titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita
Pengarang menentukan tema sebelum mengarang
Pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerita
TOKOH
JENIS-JENIS TOKOH:
1. Tokoh protagonis : mendukung cerita
2. Tokoh antagonis : penentang cerita
3. Tokoh tritagonis : tokoh pembantu, baik protagonis/antagonis
PENOKOHAN
Adalah: proses pengarang dalam menampilkan tokoh
Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh:
1. ciri-ciri fisik tokoh
2. Percakapan antarpelaku
3. Lingkungan sosial
4. Gambar tempat tinggal tokoh
5. Pemaparan sifat tokoh
LATAR
ADA 3 LATAR:
1. Latar tempat
2. Latar waktu
3. Latar suasana
GAYA BAHASA
Gaya bahasa menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.
Gaya bahasa yang cermat dapat menciptakan suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik, menjengkelkan atau emosional. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain
Bahasanya segar, komunikatif, mudah dipahami atau tidak berbelit-belit
SUDUT PANDANG(POINT OF VIEW)
Adalah: cara pengarang menceritakan tokoh.
Ada 2 sudut pandang:
Sudut pandang orang pertama tunggal:aku, saya,jamak:kami,kita
Sudut pandang orang ketiga tunggal: dia, nama orang, jamak:mereka
dia, nama mereka

Kedudukan Tokoh
• Orang pertama: pelaku utama, pengarang sebagai pengamat tisak langsung, pengarang sebagai pengamat langsung
• Orng ketiga: sudut pandang serba tahu, sudut pandang terarah
AMANAT
Adalah: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik tersurat maupun tersirat amanat disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
UNSUR EKSTRINSIK
Adalah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun karya sastra.
Unsur ekstrinsik antara lain:
1. Latar belakang kehidupan pengarang
2. Kondisi zaman saat karya sastra itu diciptakan
Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Meliputi:
1. Tingkat pendidikan
2. profesi/pekerjaan
3. Status sosial ekonomi
4. Pandangan politik
5. Kepercayaan/agama/faham yang dianut pengarang dan lain-lain
6. Keadaan Zaman pada Saat Karya Sastra Diciptakan
Merujuk pada situasi politik dan tingkat peradaban masyarakat saat karya sastra itu diciptakan
ANALISIS STRUKTURAL
Untuk menganalisis drama ini secara struktural sangat sulit, terutama dalam hal penokohan atau penentuan watak tokoh. Hal itu disebabkan oleh penamaan tokoh dalam drama tersebut hanya menggunakan kata ganti yaitu “yang seorang”. Namun secara sekilas drama ini mengisahkan sekelompok orang yang sedang melakukan kegiatan. Drama ini berisi kepedulian dan rasa simpati yang digambarkan oleh sekelompok orang di suatu tempat walaupun disisi lain ada pula pihak yang masih berpikir dulu sebelum menolong karena “trauma” terhadap hal yang sudah-sudah.
Struktur Drama Aduh
  1. Alur
Alur yang terdapat dalam drama ini adalah alur lurus. Selain itu drama Aduh memperlihatkan unsur penguluran. Hal tersebut ditampilkan pada babak pertama di mana ada penonjolan rasa curiga yang berhasil menguasai kelompok itu sehingga saran agar si sakit cepat ditolong tak dihiraukan sampai akhirnya si sakit meninggal.
2. Penokohan dan Dialog
Jumlah pemain dalam drama ini tidak jelas, misalnya dalam hal penamaan tokoh, umur, dan lingkungan sosial. Semua pemain disebut dengan salah seorang, si sakit, dan yang simpati. Di sini tidak memperlihatkan watak, meskipun dialog dalam aduh secara keseluruhan merefleksikan watak orang-orang yang ada dalam kelompok. Dialog yang diucapkan tokoh-tokoh di sini bukanlah ekspresi dari watak-watak tokoh, sebab dialog dapat diucapkan siapa saja dalam kelompok itu. Tokoh protagonis dan antagonis tidak dikenal, pro dan kontra muncul secara spontan dalam kelompok, dan terhapus secara mendadak karena mencuatnya masalah yang lain. Dialog-dialog ketika si sakit bertambah parah dan seterusnya, memperlihatkan bagaimana sikap sekelompok orang itu terbentuk. Yang Simpati pada Si sakit tak dapat mempengaruhi kelompoknya untuk secepatnya menolong si sakit.
Penampilan tokoh si sakit sebagai fokus cerita. Si sakit, mayat, bau, merupakan kerangka situasi yang dikembangkan oleh pengarang yang melibatkan kelompok. Karena itu perkembangan cerita tidak berasal dari perkembangan watak tokoh-tokohnya. Cerita dikembangkan lewat kerangka situasi.
3. Setting/ latar
ü Tempat
Tempat terjadinya adegan dalam babak pertama juga tidak jelas, adegan bisa terjadi dimana saja, misalnya terjadi di tempat terbuka, di pinggir jalan, di luar gedung/rumah. Tempat terjadinya mungkin di Jawa karena ada orang bertanya dalam bahasa Jawa. Namun bisa juga terjadi di tempat lain yang penduduknya ada orang Jawa. Tetapi ada orang yang mengatakan kalau ada orang ngaben; yang merupakan adat Hindu-Bali, jadi mungkin juga setting tempat di Bali.
ü Waktu
Penunjukan waktu dipergunakan untuk pergantian adegan dan pergantian babak. Dalam adegan babak pertama drama ini, waktunya dari siang hingga menjelang senja sampai gelap, malam.
4. Tema
Ketidakpedulian terhadap orang lain.
5. Amanat
Tolonglah orang lain yang menderita meskipun tidak kamu kenal.
6. Kesimpulan
· Drama ini termasuk drama komedi
· Naskah drama menggunakan bahasa yang komunikatif
· Drama ini mengandung unsur kritik sosial
· Drama ini susah untuk dianalisis watak tokohnya
ASPEK PEMENTASAN
Untuk mementaskan drama ini kita harus melihat aspek-aspek penting dalam pementasan, adapun aspek-aspek itu dapat dipaparkan sebagai berikut:
· PANGGUNG/PENTAS
Panggung yang cocok untuk drama ini menurut kami adalah menggunakan pentas konvensional, yaitu berbentuk panggung yang masih berbatas depan.
· DEKORASI
Sulit untuk menentukan dekorasi yang cocok dalam drama ini. Hal ini disebabkan oleh latar tempat yang tidak jelas dari drama ini.
· SINAR/LAMPU/PENCAHAYAAN
Lampu atau pencahayaan dapat disesuaikan dengan latar waktu yang ada dalam drama ini, misalnya pada siang hari lampu dibuat lebih terang, kemudian saat senja lampu dibuat agak meredup, dan pada malam hari lampu di buat lebih redup lagi atau mungkin juga dipadamkan (saat pergantian babak).
· SUARA
Tidak begitu banyak suara yang dimunculkan dalam drama ini. Tetapi untuk menggambarkan atau menambah efek dan menarik perhatian penonton tidak ada salahnya diselingi dengan musik-musik tertentu sesuai situasi, misalnya bunyi sirene dan bunyi kendaraan.
· KOSTUM
Kostum yang digunakan termasuk sulit ditentukan tetapi bisa saja menggunakan pakaian sehari-hari masyarakat pedesaan, seperti menggunakan sarung di leher atau di pinggang dan lain sebagainya.
· MAKE UP
Make up dapat disesuaikan dengan melihat gambaran tokoh-tokoh, atau bisa dilihat dari dialog, misalnya si sakit di buat lebih pucat.


1 komentar:

  1. waahhh...desainnya bagus low...kesannya misterius..hhmm warna hurufnya agak sedikit menyakitkan mata..bisa diganti dengan wana yang lebih kontras seperti putih ya... :)

    BalasHapus